Perkembangan
E –commerce di bidang Agribisnis
Bisnis e-commerce telah menjadi
bagian penting dari perkembangan internet di Indonesia. Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia memperkirakan transaksi jual beli barang melalui internet
(e-commerce) dari Indonesia akan menembus angka US$ 10,08 miliar. Rata-rata
nilai transaksi belanja online tersebut tumbuh 40 persen setiap tahun
(CNN Indonesia, 2014).
E-commerce atau e-dagang (bahasa inggris: Electronic
commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan
jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau
lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis. .jaringan komputer E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari
e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar
perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau
surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti
halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web
(website). Menurut Riset Forrester,
perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2
milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu,
pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di diramalkan akan mencapai
seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.Amerika Serikat
Menurut vice chairman & foreign
relation Asosiasi E-Coomerce Indonesia (idEA) Agus Tjandra pada penandatangan
kerja sama e-commerce antara Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) dan
Taipei Computer Association (TCA) di Jakarta menyatakan bahwa total
nilai transaksi e-commerce Indonesia pada 2013 mencapai US$ 8 miliar atau
sekitar Rp 94 triliun dan diprediksi terus meningkat hingga mencapai
US$ 24 miliar atau sekitar Rp 283 triliun pada 2016. Jumlah orang yang
berbelanja secara online di Tanah Air tercatat mencapai 4,6 juta orang selama
2013 dan diperkirakan meningkat menjadi 8,7 juta orang pada 2016.
Komposisi konsumen maupun penjual e-commerce di Indonesia saat ini didominasi
oleh orang kantoran sebesar 63,4 persen dan tenaga kerja kasar 15,1 persen
sebagai pembeli. Sedangkan pihak penjual sebanyak 21,5 persen. Adapun jumlah
pengguna internet Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 74 juta orang
(Beritasatu, 2014). Ini merupakan tantangan pertama dari perkembangan bisnis
online di Indonesia, yaitu potensi peningkatan penjualan online masih sangat
besar.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, dikutip dari CNN Indonesia (2014) mengatakan pihaknya akan menyusun draf awal Rancangan Peraturan Pemerintah untuk melindungi konsumen maupun penjual yang yang menggunakan transaksi via e-commerce. Mengutip sejumlah riset yang dilakukan di dunia terhadap perilaku pengguna internet di Indonesia, satu dari dua pengguna internet pasti akan berbelanja atau berjualan dalam waktu 12 bulan ke depan.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, dikutip dari CNN Indonesia (2014) mengatakan pihaknya akan menyusun draf awal Rancangan Peraturan Pemerintah untuk melindungi konsumen maupun penjual yang yang menggunakan transaksi via e-commerce. Mengutip sejumlah riset yang dilakukan di dunia terhadap perilaku pengguna internet di Indonesia, satu dari dua pengguna internet pasti akan berbelanja atau berjualan dalam waktu 12 bulan ke depan.
Bisnis e-commerce Indonesia juga
telah dilirik banyak investor, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa VC (Venture
Capital) besar seperti Rocket Internet, CyberAgent, East Ventures, dan
IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal ke perusahaan e-commerce yang
berbasis di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah raksasa Lazada
dan Zalora,
Berrybenka,
Tokopedia,
Bilna, Saqina, VIP
Plaza, Ralali, Elevenia, Bukalapak, agrowing.co.id
dan masih banyak lagi. Sebagian dari mereka adalah contoh dari perusahaan e-commerce
yang sukses dan berhasil dalam memanfaatkan peluang pasar e-commerce di
Indonesia yang sedang meningkat. Bahkan Pemerintah China berinisiatif membuat
kerjasama perdagangan berbasis e-commerce dengan negara-negara Asean, termasuk
Indonesia.
Ini merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa
hanya sekitar 7% dari pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara
online, ini berdasarkan data dari McKinsey. Dibandingkan dengan China
yang sudah mencapai 30%, Indonesia memang masih tertinggal jauh, tapi perlu
jumlah pengguna akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya penggunaan smartphone, penetrasi
internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan tingkat
kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah
pasar yang berpotensi tumbuh sangat besar di Indonesia.
Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce
di Indonesia mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari
Jakarta, namun pada enam bulan selanjutnya angka ini turun menjadi 22%. Ini
menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin berbelanja
online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti
perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar e-commerce
di Indonesia (Starupbisnis, 2014).
Data dari lembaga riset ICD
memprediksi bahwa pasar e-commerce di
Indonesia akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi
jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan
Filipina (28%). Berdasarkan data dari majalah Marketing Edisi 08/XIV/Agustus/2014,
Wall
Streat Journal, Event Veritrans: Rise of E-Commerce, estimasi pertumbuhan
penjualan e-commerce B2C (Business to Custemer) di beberapa
negara Asia dapat dilihat pada Gambar 3.1. Walaupun jumlah penjualan di
Indonesia masih rendah dibanding negara lainnya, namun melihat perkembangan
Indonesia yang cukup pesat, tidak menutup kemungkinan negara tercinta kita ini
akan menyaingi negara Asia lain yang sudah dulu menghasilkan penjualan e-commerce di
atas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar